by

BMI Khawatir China Ambil Alih Indonesia Seperti Afrika Karena Hutang Tak Bisa Bayar

Bantuan Insfrastruktur Dan Ekonomi berupa hutang yang berangsur-angsur dalam jumlah fantastis telah memanjakan sebagian negara Afrika sehingga “diambil alih” oleh China tatkala Cina dengan gagahnya membangun pangkalan militer disana.

Di dalam dindingnya yang dilapisi kawat silet terdapat helipad, dermaga yang cukup besar untuk memuat kapal induk, dan 2.000 tentara di samping kendaraan lapis baja dan kapal perang.

Semua itu dibuka pada tahun 2017, ini adalah pangkalan militer luar negeri pertama China – tetapi akan segera menjadi salah satu dari banyak pangkalan yang berlokasi di Afrika nantinya.

China memulainya dengan menguasai infrastruktur–dan tentunya juga ekonomi-sejumlah negri di benua paling panas ini.

“CHINA telah ambil aliih Afrika, Bangun Pangkalan Militer setelah Kuasai Infrastruktur, Bagaimana Indonesia, itulah gambaran Indonesia masa depan” ungkap Ketua Umum DPN BMI, Farkhan.

Di Indonesia, China juga tengah membangun sejumlah pelabuhan laut yang sangat besar, seperti di Kalimantan Barat, dan juga membangun pembangkit listrik di Sulawesi, dan beberapa daerah lain.

Untuk menjalankan proyek-proyek itu, ribuan perusahaan China dan puluhan ribu pekerja China telah didirikan dan tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi kemana-mana.

“China yang telah meminjamkan miliaran ke negara-negara Afrika sambil membangun jalan, kereta api, pelabuhan, pembangkit listrik, mirip dengan Indonesia situasinya saat itu, kini kita bakal siap-siap di afrikakan” tegas Farkhan.

China mendirikan pangkalan militer setelah meminjamkan banyak uang serta menguasai infastruktur dan ekonomi yang membuat negara-negara tersebut bergantung pada negeri tirai bambu tersebut.

Ketua Umum DPN BMI ini meminta agar kewaspadaan pada ketergantungan yang berlebihan pada China terus disuarakan berbagai elemen karena beban kita pada Cina saat ini sudah melewati stadium 4.

“Beratnya beban hutang kita dan begitu eratnya belaian naga China pada kita membuat siapapun akan gemetar bila kelak jadi Presiden karena bebannya kelewat menakutkan karena ulah pemerintah saat ini” ujar Farkhan.

Maka peran Indonesia kedepan di “meja makan” pertemuan pemimpin dunia, bukan saja tidak diberi tempat di posisi semestinya tapi juga menjadi semakin dianggap remeh.

“Ini ibarat dalam sebuah keluarga besar, ada sosok yang selain miskin, tapi juga banyak hutang, akhirnya dikucilkan, kalau tetap kita memakai menteri keuangan seorang duta hutang” ujar Farkhan.

Posisi China bagi BMI bak tuan tanah yang mau memanjakan apa saja ke seorang petani sampai kemudian petani itu merelakan apa saja semua miliknya untuk membayar hutang termasuk menjadikan petani itu budaknya.

“Kita sadar Amerika, Arab Saudi dan lain-lain punya ketergantungan juga ke China tapi posisi mereka sejajar dan simbiosis mutualisme, berbeda dengan kita, posisinya seperti tidak berdiri tegak dan mau disuruh apa saja seolah China yang mendanai pilpres kemarin, kami BMI memohon Presiden menjaga kedaulatan kita bukan menjadikan negara kita sudah rasa negara persemakmuran China atau negara bagian China” tegas Farkhan.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed