Farkhan Evendi, MAP
(Ketua Umum DPN Bintang Muda Indonesia)
Momen perayaan Idul Fitri patutlah dijadikan kesempatan guna merengkuh kemenangan bagi seluruh umat Islam.
Idul fitri secara metamorfosis bermakna ibarat suatu kelahiran kembali. Pendeknya, proses pencerahan batin dari segala kungkungan keakuan yang destruktif.
Idul Fitri adalah hari wisuda bagi mereka yang telah berhasil mencapai prestasi dalam upaya mengembalikan keseimbangan jiwa dengan memposisikan kekuatan hati nurani yang bening sebagai alat untuk memegang kendali kehidupan.
Hari idul fitri sesungguhnya adalah hari yang istimewa bagi umat Islam, yang berakar dari semangat kepedulian. Maka Kepedulian itu harus diimplementasikan melalui solidaritas terhadap yang lemah, miskin, dan terbelakang.
Idul Fitri, harus menjadi salah satu obat penahan sakit bagi keretakan-keretakan yang terjadi selama setahun ini untuk saling memaafkan dan menumbuhkan semangat kebersamaan menghadapi tantangan pandemi dan krisis multidimensi bangsa ini yang bermuara pada oligharki politik dan ekonomi.
Di era dahulu kita sudah mengenal dengan istilah halal bihalal. Yang menjadi ‘Kipas’ dari ketegangan politik yang ada
Tentu saja langkah perdamaian di hari nan fitri harus diikuti oleh kesadaran antar pihak yang saling bersengketa selama setahun ini. Tidak bisa hanya satu pihak saja yang maaf- memaafkan sedang yang lain seolah tak punya salah
Konflik yang terjadi satu sisi memperlambat kolaborasi antar elemen bangsa dalam penanggulangan krisis namun disisi lain kekuatan politik yang berseteru mendapat berkah atau sisi positif berupa konsolidasi internal yang masif sekaligus membuang “darah kotor” berupa pengkhianat dalam tubuh organisasinya.
Idul Fitri dalam sebuah institusi politik tidak hanya menjadi momen memaafkan walau tanpa melupakan, figur-figur yang bersebrangan dan mengganggu.
Disisi lain secara internal, menjadi momen memaafkan kekurangan kawan seiring, saling mengapresiasi dan berbagi bahagia untuk semakin solid melanjutkan perjuangan.
Pak SBY dan AHY adalah dua tokoh yang pandai memaafkan lawan sekaligus menjadi ikon bagi politik yang negarawan dan setia pada para pendukungnya.
Kita melihat pasca pemilu, Pak SBY dan AHY rajin menyapa yang telah mendukung dan mendoakan Demokrat serta terus menjaga hubungan lahir bathin dengan segenap elemen dan tentu hal tersebut harus diikuti oleh Demokrat dan kader BMI dalam mengisi hari-hari baik nan fitri.
Persatuan kita harus berbasis pada jalinan hati yang suci, tak ada yang merasa sempurna, paham posisi semisal pemimpin pada rakyat mirip seperti anak dan ayah yang saling memaafkan.
Kolaborasi kita haruslah sambil juga menengok kanan-kiri mana yang belum diajak dan mana yang kesusahan untuk bergerak dalam solidaritas lahir bathin merayakan fitri bersama dalam langkah positif dalam agenda kerakyatan.
Di Hari nan fitri tak lupa kader BMI yang di jakarta diharap tak lupa berziarah ke makam ibu perjuangan rakyat yaitu Ani Yudhoyono.
Di Hari nan fitri ini pula, BMI mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri. Mohon Maaf Lahir Bathin. Semoga kita terus menikmati sepanjang perjalanan kita kedepan dengan semangat memanggul kepentingan rakyat dari penderitaan lahir bathin ditengah kerakusan oligharki yang tak mau berpuasa. BMI selamanya akan “meramadhankan” bulan-bulan kedepan untuk membela rakyat dari kelaparan!
Terus berjuang BMI, Demokrat dibawah komando Pak AHY mengembalikan Indonesia pada fitrahnya.
(Ujung Ramadhan 2021)
Comment