by

MENIKAH : Antara Idealitas dan Realitas

JAKARTA – Pernikahan atau nikah adalah terkumpul dan menyatu atau juga berarti Ijab Qobul yng mengharuskan perhubungan antara sepasang manausia yang di ucapkan dengan kata-kata untuk melanjutkan ke pernikahan.

Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat standart umur  untuk menikah seakan ditentukan oleh orang lain, baik itu dari keluarga, tetangga, teman dll. Untuk wanita atau laki-laki yang belum menikah tuntutan dari luar sangatlah besar sedangkan modal dalam membangun rumah tangga tidak hanya sekedar kata mau, cinta, sayang, i love u dan kata-kata manis lainnya. Jadi apa sebenarnya menikah itu?

Menurut Ummi Yanti, untuk bisa menjalankan pernikahan yang baik dan benar kita harus mengetahaui terlebih dahulu niat kita, tanyakan pada diri kita “apa tujuan ku untuk menikah dan apa yang ku inginkan dari pernikahan itu?.” Banyak orang-orang yang ingin menikah dengan tujuan untuk menaikan status sosial, atau mendapatkan kehidupan yang lebih mewah dan hal-hal yang bersifat duniawi lainnya. Sejatinya pernikahan yang Idealis adalah pernikahan yang diniatkan semata-mata untuk beribadah karena Allah SWT.

“Ibarat rumah, pernikahan harus memiliki pondasi yang kuat dan kokoh yang disusun dari berbagai bahan-bahan yang bagus agar saat diterpa badai mampu bertahan, namun apabila pondasi rumah tangga tidak ditata dan disusun dan bahan-bahan  yang tidak kuat dan kokoh makan saat diterpa badai rumah tangga akan rentan untuk runtuh.” Ujar Ummi Yanti.

Ummi Yanti juga mengatakan bahwa ada beberapa tujuan dari menikah diantaranya, untuk memenuhi kebutuhan naluri baik laki-laki maupun perempuan, untuk mendapatkan keturunan sebagai generasi penerus yang sholeh dan sholeha, untuk menyempurnakan separuh agama (muslim), serta mendapatkan ladang pahala kebaikan dalam berumah tangga.

Namun tentunya dalam hal ini,  pemahaman dan kesadaran pasangan sangat berperan penting dalam mewujudkan visi misi pernikahan agar mencapai tujuan yang di inginkan, maka dari itu penting bagi kita untuk memilih pasangan yang mau “berpatner”, yang tidak hanya persoalan layan-melayani namun juga saling mensupport, saling menjaga, saling percaya dalam banyak hal termasuk eksistensi sosial.

 

Jika demikian, hal apa saja yang perlu kita persiapkan sebelum menikah?

Ummi Yanti berpendapat bahwa sebenarnya yang perlu kita persiapkan sebelum memilih untuk menikah adalah pemahaman kita tentang ilmu mengenai pernikahan, antara kewajiban dan hak yang kita laksanakan setelah menikah, kita juga perlu memahami pasangan yang seperti apa yang sebenarnya kita inginkan agar nantinya kita mampu dan siap menghadapi realita dalam berumah tangga. 

 Idealnya konsep berumah tangga yang sudah tersimpan di memori otak kita sebelum menikah adalah memiliki keuangan yang mencukupi, mendapatkan fasilitas yang memadai, memiliki pasangan yang selalu mencintai kita, dan memiliki rumah tangga yang harmonis. Tetapi realita nya tidak ada rumah tangga yang berjalan mulus, pasti ada satu atau dua masalah yang harus kita hadapi, tinggal bagaimana cara kita untuk menyelesaikan masalah tersebut agar bisa mewujudkan konsep berumah tangga yang kita inginkan. Untuk itu kita perlu ilmu dan kesadaran diri sebagai hamba yang sudah mengikrarkan janji dengan sang pencipta untuk tidak mengingkari janji pernikahan yang telah kita buat.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *