Pati, Bintang Muda Indonesia, Ketua DPP Partai Demokrat Bidang Pangan,Perikanan dan Pertanian Amal Alghozali menggelar sarasehan rembug bareng dengan tokoh nelayan dan petani di Juwana, Minggu (30/7/2023). Dalam kegiatan tersebut,Pak Amal menyerap aspirasi keluhan dari masyarakat khususnya para petani dan nelayan.
Ketua DPC Partai Demokrat Pati H.Joni Kurnianto yang hadir dalam acara tersebut mengatakan. Diharapkan problem petani dan nelayan dapat dicarikan solusinya secara nyata.
“Dalam sarasehan Pak Amal sangat menguasai masalah. Karena dia juga pelaku usaha di sektor tersebut. Banyak hal menarik yang dibicarakan. Kami memang membutuhkan sosok caleg dari Pati yang menguasai masalah dan mengerti pemecahan masalahnya. Sehingga nanti akan bisa membantu masyarakat Pati dan sekitarnya,” kata Pak Joni.
Sebagai Wakil dari DPD Partai Demokrat Jateng,Hj.Kartina Sukawati,yang juga hadir langsung diacara tersebut,Menyampaikan apreasinya yang sangat besar atas terselenggaranya acara sarasehan tersebut,guna menyerap aspirasi langsung dengan tanya jawab dari kalangan Nelayan dan Petani Kepada Nara Sumber.
Apa yang menjadi keluhan para Nelayan, baik Nelayan besar maupun kecil adalah soal regulasi dan aturan-aturan yang ada saat ini,termasuk kebijakan Pemerintah yang sangat tidak berpihak kepada Nelayan,dan juga kelangkaan BBM bersubsidi di wilayah Juana,Seperti yang dikeluhkan Pak Didik Mardiono,Ketua Paguyubab Nelayan MITRA NELAYAN SEJAHTERA, yang mempunyai ribuan Anak buah.
Dalam kesempatan tersebut Pak Amal Alghozali menyoroti problem yang sering dihadapi para petani dan nelayan di Indonesia, khususnya di wilayah Pati Raya.
“Saya sudah keliling Indonesia, banyak problem yang dihadapi petani dan nelayan. Termasuk di daerah Pati, Rembang, Blora dan Grobogan,” kata pria yang bakal menjadi caleg DPR RI dari Partai Demokrat tersebut dari Dapil Jateng 3, Pati, Rembang, Blora, dan Grobogan.
Kenyataan pahit usaha di sektor pangan itu dialami oleh Pak Amal Alghozali. Pria yang akrab disapa Pak De Amal itu sudah 3 periode menjadi Ketua DPP Partai Demokrat di bidang pangan, yang di dalamnya termasuk pertanian, perikanan, dan peternakan.
“Problemnya adalah di petani itu keuntungannya mepet dan sering rugi. Ketika menjelang panen tiba-tiba pemerintah melakukan impor beras. Padahal biaya produksi mereka sudah naik akibat subsidi BBM yang berkurang. Harga BBM yang naik ongkos-ongkos kerja naik semua. Mulai harga pupuk, benih juga naik. Masak pas mau panen gak boleh menikmati untung. Karena pemerintah takut harga pangan naik, inflasi naik, orang miskin naik, maka buru-buru diputuskan impor,” pungkasnya. (BMI Pati Ryan Kamil)
Comment